Hari ini, Sabtu (17/12) dan hari Jumat kemarin (16/12), MI Almaarif 02 Singosari mengadakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Hari pertama (Jumat, 16/12) , kegiatan P5 diisi dengan pemaparan materi terkait hujan, doa-doa terkait hujan, adab/akhlak ketika hujan dan juga langkah-langkah terkait proyek. Meliputi alat dan bahan apa saja yang harus dibawa, serta bagaimana urutan pembuatan produk proyek. Adapun materi-materi yang disampaikan terdapat pada modul yang disusun oleh Tim Fasilitator P5 MI Almaarif 02 Singosari.
Sedangkan pada hari kedua (Sabtu, 17/12), siswa mempraktekkan pembuatan produk.
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Kegiatan P5 ini juga merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, sehingga baru pertama kali ini dilaksanakan. Walaupun pertama kali dilakukan, para siswa MIA 02 sangat antusias mengikuti kegiatan P5 ini.
Tema dari kegiatan ini yaitu ‘Hujan adalah Rahmat’, dan dari tema ini muncullah berbagai proyek yang dapat dikerjakan, terutama yang berasal dari masalah-masalah yang timbul ketika hujan, seperti sering kehujanan karena lupa membawa mantel ataupun banyaknya nyamuk yang disebabkan oleh kubangan2 air yang muncul setelah hujan.
Dengan adanya Proyek ini diharapkan siswa menjadi pribadi yang inovatif sekaligus Problem Solver yang mampu berkarya dengan memanfaatkan benda-benda sederhana dan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari dengan penuh kemandirian.
Pada Fase A (kelas 1 dan 2), proyek yang dilaksanakan adalah membuat jas hujan sederhana dari kantong kresek. Fase B (kelas 3 dan 4), membuat obat nyamuk tanpa asap dari campuran obat nyamuk bakar dan minyak kayu putih. Untuk Fase C (kelas 5 dan 6), proyek yang dilaksanakan adalah membuat obat nyamuk spray dari bahan alami, yaitu serai dan kulit jeruk nipis.
Dalam P5 ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator, sehingga siswa dapat berperan lebih aktif dan kreatif serta kolaboratif.
Kegiatan proyek in diharapkan mampu membantu para siswa untuk menyadari bahwa belajar di satuan pendidikan tidak hanya tentang pelajaran di ruang kelas, namun juga memiliki hubungan dengan alam dan kehidupan sehari-hari.
Tidak semua kelompok pada kegiatan ini berhasil menyelesaikan proyeknya, ada juga yang belum berhasil dan gagal dalam prosesnya, namun di sinilah intinya, yang paling berharga adalah prosesnya, diharapkan kegiatan ini memberikan pemahaman mendalam bagi siswa bahwa dalam sebuah proses kehidupan tidak semuanya mengalami kesuksesan, adapula yang mengalami kegagalan. Tinggal bagaimana mengevaluasi dan belajar dari kegagalan tersebut lalu berbenah dan pada akhirnya lahirlah pribadi-pribadi tangguh pantang menyerah.
Tinggalkan Komentar